Bromo, di Musim Kemarau dan Musim Hujan

Bromo, Jawa Timur. 



Yak, kenapa aku sebut Bromo itu Jawa Timur, karena buat orang di luar Jawa Timur, sebagian besar masih menyebutkan kalau Gunung Bromo ini hanya terletak di satu kota. Kaya aku dulu sebelum tinggal di Jawa Timur, cuma tahu kalau Gunung Bromo itu adanya di Kota Malang. Ye kan sok tahu banget kan :D 

Padahal kenyataannya, Gunung Bromo terletak di empat Kabupaten, lohh.. Yaitu berada di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. Gunung Bromo ini mempunyai daya tarik yang sudah memikat wisatawan mancanegara -- setiap kesana pasti ketemu bule -- 

Dulu sebelum menikah, sudah merasa terpesona dengan Kota Malang. Sampai punya impian, suatu saat harus banget pergi ke Malang, terutama ke Gunung Bromo. Alhamdulillah berjodoh dengan seseorang yang mampu membawaku ke sana hihi.. 
Tinggal di  Kota Pasuruan, gak lengkap kalau belum ke Bromo. Satu minggu setelah menikah, langsung dibawa oleh suami ke perantauan. Awal ke Pasuruan, tentu saja ditemani keluarga, agar tahu kondisi anaknya ditempat yang jauh ini. Ehh,, suami ada inisiatif mengajak kami sekeluarga ke Gunung Bromo. 

Waktu itu awal Agustus 2016, masih musim kemarau. Ternyata, suhu di musim kemarau jauh lebih dingin dari pada musim hujan. Akhir tahun kemarin, tepatnya akhir Desember 2018, gantian keluarga dari suami yang datang. Ketika itu, sudah masuk musim hujan. Kami ajak juga keluarga suami mengunjungi Gunung Bromo. Kami berangkat selalu lewat Kabupaten Pasuruan, jalan yang terdekat. Jangan lupa, bagi yang mau ke Bromo, harus bawa supir yang handal ya.. Jalannya cukup menegangkan :'''

Jadi, di sini aku ingin menunjukkan perbedaan Bromo pada musim kemarau dan musim hujan :) 

Ternyata, sepanjang bulan Juli dan Agustus adalah bulan favorit wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Gunung Bromo --Sumber: bapak yang nyupir hardtop di Bromo-- Karena, di luar negeri sana katanya sedang libur musim panas. Banyak wisatawan mancanegara, bukan berarti wisatawan domestiknya sedikit yaa :) Seperti yang dibicarakan di atas, suhu Bromo pada bulan-bulan itu sangat dingin, ditambah dengan hembusan angin yang kencang dan hampir tanpa jeda, bisa membekukan embun loh katanya. Sadis banget sih dinginnya. Tidak berani mandi kalau tidak dengan air panas :''' 

Beda dengan akhir tahun, biasanya dipenuhi oleh wisatawan domestik yang biasanya lagi ambil cuti akhir tahun, anak sekolah  yang libur semester pertama. Nah, kalau untuk suhu di bulan ini, memang masih tetap dingin, tapi masih manusiawi --kata bapak supir hardtop (lagi)-- Kalau buatku sih, sama-sama dingin. Tapi, pas akhir tahun kemarin, saya masih kuat mandi pagi dengan air sedingin itu :D 

Di awal Agustus, aku dan keluarga beruntung bisa dapat keberangkatan pertama, yaitu pukul 2 dini hari. Yang artinya kami memang diberangkatkan untuk melihat sunrise 
adik bungsu, di atas awan :) 

ayah ibu kedinginan :D
banyak bule kan di belakang :D
Sayang banget, foto jam 3 subuhnya pas lagi nunggu sunrise tidak terabadikan, karena sibuk menghangatkan diri sendiri-sendiri :D Waktu itu keponakan umur tiga tahun ikut ke Bromo juga lohh, di sana dia pinter banget, gak rewel padahal super dingin. Ada Bule juga yang bawa balita juga. Semuanya meskipun kedinginan, tapi tetap menikmati. Ohh ya, di sana ada kok penyewaan jaket dan kupluk. Yang kaya di foto itu jaketnya sewaan, tapi kupluknya enggak.

Nah.. Untuk yang akhir tahun kemarin, kami gak kebagian jadwal keberangkatan pertama, karena hardtop sudah full dipesan orang sampai awal tahun. Akhirnya dengan berat hati kami terima, daripada malah gak jadi berangkat kan. Tapi, hikmahnya adalah, aku dan suami jadi bisa punya dua pengalaman yang berbeda.

Bromo pada musim kemarau dan musim hujan, bisa dilihat di sini ...

musim kemarau 

musim hujan
Di Bukit Teletubbies :) Ini tanpa edit yaa, yang atas pakai kamera canon 1200D, sekitar pukul 7 pagi, yang bawah pakai kamera Fujifilm X100S, sekitar pukul 12 siang dan ini benar-benar baru saja berhenti hujannya. Sempat beberapa menit menunggu di warung sambil minum minuman hangat dan makan gorengan di sana :D
Kelihatan kan yaa gimana bedanya? musim kemarau rumputnya berwarna kekuningan, yang musim hujan benar-benar hijau.

musim kemarau, pengantin baru :D
musim hujan 
Berikut ini foto di pasir berbisik..
kalau di musim kemarau, pasirnya beneran berbisik terkena tiupan angin. Tapi pas musim hujan, pasirnya jadi padat, gak berbisik deh meski angin juga berhembus. Awalnya malah gak pengen berhenti karena ya mikir mungkin enggak ada bagus-bagusnya, tapi ternyata ya bagus aja sih kan. Ditambah berlatar belakang Gunung Batok. Gunung Batok ini masuk dalam kawasan Gunung Bromo :)

musim kemarau 
musim hujan 
Selanjutnya di tempat utama, yaitu Gunung Bromo. Sayangnya, waktu musim kemarau kami gak foto-foto, karena sudah capek, ngantuk pula. Lagipula sudah pukul 11 siang, tandanya waktu kami berkeliling sudah selesai.
Plus minus sih ya dari keberangkatan pertama dan kedua. Kalau berangkat pagi, bisa melihat sunrise dari pukul 2 dini hari. Tapi ya gitu, lama di penanjakan jadi eksplor lautan pasirnya jadi kaya dikejar-kejar waktu, ngerasa sebentar banget, padahalkan lama juga ya. Kalau keberangkatan kedua, enggak bisa melihat sunrise, tapi jalan-jalannya lebih terasa lama. Dari pukul 11 siang sampai pukul 5 sore.

ala-ala prewed, musim hujan 

Bonus lagi nihh.. Dulu di tahun 2016 masih belum ada tambahan apa-apa selain penanjakan, bukit teletubbies dan lautan pasir. Sekarang, sudah ada Love Hill atau Bukit Cinta. Di sana kita bisa melihat Gunung Bromo lengkap dengan lautan pasirnya, berdampingan dengan Gunung Semeru. Seru banget sih..
naik tangga segini banyaknya
bagus kan, setelah sampai atas :"")
family <3
Gunung belakang yang paling tinggi, itu Gunung Semeru.

Akhirnya kami kembali ke penginapan pukul setengah enam sore dari Love Hill.

Musim kemarau ataupun musim hujan, sama sekali tidak menghilangkan keindahan dari Gunung Bromo. Masing-masing menunjukkan keindahannya dari sudut yang berbeda. Tergantung selera kamu sekarang, mau  ala-ala padang savana yang kekuning-kuningan, atau yang padang rumput hijau segar bagai permadani terhampar :)

Kamu pernah ke Bromo pas musim apa? atau ada yang mau menambahkan perbedaan Gunung Bromo saat musim kemarau dan musim hujan?  coba ceritain di kolom komentar ya :)







Posting Komentar

7 Komentar

  1. Balasan
    1. Makasih sudah selalu menyemangati ^^9
      besok kita kemana lagi? :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. terima kasih sudah mampir dan dan menyempatkan baca :)

      Hapus
  3. Waaaaahhh, ana punya blog juga. Kereeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Punyanya sih udah dari SMA, tapi isinya gak seberapa :D
      Semoga bisa sekeren Mbak Uphiet :')

      Hapus