Welcome to the world, little girl ~

 Masya Allah Tabarakallah.. 

Gak tau lagi sih mau bersyukur dengan cara seperti apa lagi. Allah Maha Baik. Allah tahu kapan waktu yang tepat buat aku dan suami. 

Pengalaman melahirkan Almh. Adzkia gak akan pernah bisa dilupakan dengan mudah oleh semua orang terdekatku. Aku yang waktu itu sudah memasuki trimester ketiga saja masih belum sanggup memikirkan melahirkan seperti apa yang akan kujalani sebentar lagi. 

Ibu yang dulu ikut menemani proses persalinan pervaginam juga ikut trauma. Jauh dari sebelum aku hamil, ibu sudah mengatakan,
"Nanti kamu kalau hamil lagi, lahirannya caesar aja ya. Gak apa-apa sakitnya dibelakangan, yang penting anakmu sehat dan mudah lahirnya."
Kalimat ini terus diulang-ulang berkali-kali, sampai aku mengumumkan kehamilan keempat. 

Oh iya, waktu pandemi masih baru-barunya dan tidak bisa keluar kota, aku sempat stress parah. Nangis satu hari susah berhentinya. Langsung telpon ibu dan ayah, terus bilang,
"Bu, aku gak bisa kayanya lahiran tanpa ibu. Aku gak bisa lahiran cuma berdua aja sama Kak Aji gak ada yang nemenin." Itu nangis sejadi-jadinya. Namanya orang tua, pasti menguatkan. diajak istigfar terus, diajak berbaik sangka sama Allah. Akhirnya bisa tenang kembali. 

Keramat doa ibu. Dahsyatnya doa orang tua. 

12 Mei 2020
Niatnya cuma mau kontrol aja, usia kehamilan juga masih sekitar 35 minggu atau 8 bulan. 
Qadarullah, dokternya bilang, 
"Ros, ini bayimu sudah 3kg, plasentamu juga sudah terjadi pengapuran, lihat nih sudah banyak yang bolong kan. Yuk malam ini kita caesar, ya!" 
Allahu Rabbi!! waktu itu sendirian masuk ruangan karena pandemi jadi suami gak boleh masuk. 
Waktu itu yang dipikirin masih belum urus cuti melahirkan, kan memang rencana melahirkan masih bulan depan😂 bisa panjang urusannya kalau sampai gak ngurus cuti dulu. 

Akhirnya nego sama dokternya, "Dok, saya belum urus surat cuti. Masih memungkinkan gak ya kalau diundur dulu?"
"Hhmm... kalau besok gimana?" Kata dokter sambil melihat hasil USG
"Lusa deh dokter, baru besok mau urus cutinya, sekarang dinas sudah tutup." Berusaha nego lagi dong wkwk
"Oke deh, lusa ya ketemu lagi langsung kasih surat penghantar ini ke IGD. Sekarang kita suntik penguat paru-paru dulu aja ya." Akhirnya setuju. 

Selama ngurusin obat, surat cuti melahirkan dari rumah sakit, deg-degannya masih biasa aja. Masih bisa nanya-nanya apa aja yang harus dibawa buat lahiran. 
Tapi pas ketemu suami di luar, malah ambyarrr, langsung nangis. Kaya nyalahin diri sendiri kenapa bisa plasentanya mengapur, gimana ini harus di caesar, sanggup gak? Lahiran cuma berdua aja bisa enggak? 

Sampai rumah langsung telpon orang tua, karena gak sanggup ngomong lagi jadi Kak Aji yang jelasin ke orang tua. Seperti biasa, orangtua tetap tenang dan menenangkan. Mereka yakin kalau kami berdua pasti bisa. 
Nahh kan, kenyataan kan doa ibu yang menginginkan anaknya lahiran caesar. Dahsyat banget doa beliau 💗


Nunggu suami ngurus administrasi 
14 Mei 2020.
Berangkat ke rumah sakit sekitar pukul 08.00 dari rumah 
Setelah selesai ngurus administrasi, langsung dimasukkan ruangan kaya pemantauan ibu mau melahirkan gitu sih. Di sana udah gak boleh megang hp lagi, suami gak boleh masuk. Dikasih tau nanti jadwal caesar pukul 12.00 setelah dokter selesai poli. Yaa selama menunggu sambil tiduran udah baca-baca terus aja. Aku yang dari pukul sembilan malam sudah mulai puasa supaya nanti kalau sampe rumah sakit bisa langsung ditangani. Ternyata tidak semudah itu dongg wkwk. Disuruh puasa lagi sampai jam 12an itu. Gak apa-apaaaaa aku ikhlasss meskipun haus dan bayi dalam perut kayanya juga mulai lapar wkwk.

Pukul 12an lebih akhirnya mulai dibawa ke ruang operasi. Takut banget aslinya sih, tapi juga cuma bisa pasrah aja. Yakin banget skenario Allah kali ini pasti membahagiakan. 

Masuk ke ruang operasi hawanya dingin sekali Allahu Akbar. 
Dokter anastesi duluan yang masuk, perawat mulai masang-masang oksigen, detak jantung, dan sebagainya. Dokter obgyn dihubungi lewat telepon, bilang kalau pasien sudah siap di meja operasi. Dari telepon juga dokternya bilang, "Sebentar dulu yaa, pasien tinggal 3 lagi nih tanggung. Habis itu langsung meluncur, ya!" Siap dokter siaaappp...

Dokter anastesi mulai memainkan peran, melakukan suntik epidural tapi sambil diajak ngobrol. Jadi gak sempet ngerasa sakit, ehhh sakit sih cuma yaa gitu baru mau ngerasa sakit taunya udah selesai nyuntiknya wkwk. Ini juga bukan pertama kali di suntik epidural, waktu kuret bulan Januari 2018 sudah pernah merasakan. 

Setelah anastesi sudah bekerja, dokter pun datang. 
Dokter bilang,"Ros, kita mulai ya. Kamu baca doa terus. Insya Allah operasinya gak lama dan lancar. Kita mulai ya, Ros!" 
"Siap dokter." 

Aku bisa ngeliat hampir semua proses dari pantulan lampu di meja operasi. 

Ketika bayi mau dikeluarkan dari perut, dokter bilang, "Siap ya, Ros. Tarik napas yang dalam!" 
Allahu Akbar, rasanya kaya nyawa kita mau ikut kecabut, napas gak sampai, sakit luar biasa di dada. Ku pikir kalau caesar udah gak akan merasakan apapun, tapi ini rasanya kaya mau meninggal aja. 
"Sakit dok!!" cuma bisa bilang itu setengah teriak, dokter anastesi di samping langsung menyuntikkan sesuatu ke dalam jalan infus. 

Alhamdulillah Seruni Shaliha lahir dengan sehat dan selamat. 
Dokter bilang, "Ros, Alhamdulillah anak perempuan kamu sudah lahir. Jam 13.19 ya di catat!"
Allahu Robbi mendengar tangisannya jadi gak bisa bilang apa-apa lagi, ikutan nangis. 

Sambil ditutup kembali sayatannya, perawat membawa bayiku kesisiku dan bilang,
"Selamat ya. Bu. Anaknya perempuan, sehat tanpa kurang apapun. Beratnya 2,8 kg, panjangnya 50 cm. Saya bawa ke ruang perawatan dengan ayahnya di luar." 
Ngomong iya aja aku gak sanggup. Cuma bisa nangis sambil ngeliat dede dibawa keluar ruangan. 
Masya Allah Tabarakallah...

Aku tahu, perjuanganku dalam proses melahirkan justru baru dimulai pasca melahirkan. 
Ibu-ibu di seluruh dunia pasti tahu rasanya pasca melahirkan. Gak ada akhlak banget kalau ada ibu-ibu yang membanding-bandingkan persalinan pervaginam dengan persalinan caesar. Aku yang sudah merasakan keduanya bisa mengatakan dengan lantang!! 

PERSALINAN DENGAN CARA APAPUN SEMUANYA MEMPERTARUHKAN NYAWA BAYI MAUPUN IBUNYA. GAK ADA PROSES MELAHIRKAN YANG GAK MENYAKITKAN! SEMUANYA SAKIT GAK ADA TANDINGANNYA!

Dulu proses persalinan pervaginam sakit luar biasa menunggu bukaan lengkap, proses melahirkannya, proses membersihkan rahim, proses jahit jalan lahir, bahkan pasca persalinan masih belum bisa jalan sempurna. 
Sekarang persalinan caesar, proses anastesi, proses pengangkatan bayi, pasca lahiran menahan rasa sakit jahitan tapi harus menyusui. Bingung mau menyelesaikan yang mana dulu, menyelesaikan sakitnya dulu atau mengurus bayi dulu. Tapi itu bukan pilihan, keduanya harus dijalani bersamaan!

Dua minggu pasca melahirkan ada darah rembes di jahitan, Astagfirullah dibersihkan kembali jahitan yang masih sakit tambah sakit. 

Sudahlah, gak usah fokus sama rasa sakit persalinan. Fokusku kini membahagiakan semua yang tercinta. 

Alhamdulillah, anakku Seruni Shaliha sehat sempurna dan membahagiakan semua orang. 

Pertama kali dibawa pulang dan digendong ayah

Idul Fitri 1441 H

Aqiqah cuma ngundang yang baca-baca aja, separno itu sama covid 

Ibu bahagia, asi deras anak sehat 
H+2 Persalinan, belajar menyusui sambil nahan sakit jahitan wkwk


teman ayah ngerjain tesis malam-malam 


dah lah, gak ngerti lagi cepet banget besarnya anak asi dalam satu bulan 

Special Thanks to :
💗Allah SWT. yang telah mempercayakan kami menjadi orang tua dari anak yang luar biasa.
💗Orang tua dan mertua yang Masya Allah mendukung banget, doa-doa siang malam gak pernah putus buat kami  
💗 Dr. Rudy dari Graha Sehat Medika, yang selalu membersamai dari proses program sampai proses melahirkan.
💗 Tetangga kanan kiri yang Masya Allah bersyukur banget kami tuh punya tetangga rasa saudara. Jarang ngerasa berdua aja di perantauan karena selalu dianggap adik di sini. 
💗Seluruh orang yang ikut berbahagia atas kelahiran Seruni. Sesungguhnya doa-doa dari kalian alhamdulillah insya Allah diijabah oleh Allah. 

Teruntuk Seruni Shaliha yang jika sudah besar membaca tulisan ibu ini:
Terima kasih sayang sudah jadi penyempurna ibu dan ayah. Kehadiranmu sungguh dinantikan, didoakan sepanjang waktu. 
Dunia memang tidak seindah berada di rumah saja di bawah pengawasan ayah dan ibu, tapi dunia tidak akan lengkap tanpa adanya kamu yang mengisinya. 
Maafkan kekhilafan ibu yang mungkin membuatmu sakit, coba baca lagi tulisan-tulisan ibu tentang kamu dan kakak-kakakmu di sini. Kamu akan tahu seberapa besar sayang ibu untuk kalian semua. 



Love you, 

Ibu 💗

 

 


Posting Komentar

0 Komentar