Pengalaman Mengajar di Kelas 6

Libur telah tiba..
Libur telah tiba..
Hore.. Hore.. Hore... Hore!! (you sing, you lose!)
yang tau lagunya, berarti kita seumuran 😋 ehh enggak deng, itu lagu sejuta umat, sepanjang zaman!

Btw, selamat liburan ya.. adik-adik dari kelas 1-5 SD, 7-8 SMP dan 10-11 SMA. Untuk kelas 6 dan kelas 9 selamat deg-degan ya menghadapi PPDB zonasi kali ini ❤


Sekarang mau merefleksi diri sendiri, setelah satu tahun terlewati menjadi guru kelas 6. Bagi yang sudah kenal Ana dari dulu, pasti paham cita-citaku menjadi orang kaya, dulu ku susah sekarang Alhamdulillah! NO!! BUKAN ITU!! 😭
Ayo Fokus kembali! 
Alhamdulillah cita-cita sedari kecil sudah tercapai. Pertama kali diberi amanah, memegang kelas 3. Alhamdulillah aman. Pelajarannya masih mudah, anak-anaknya masih kecil-kecil masih polos-polos, jadi hiburan sendiri deh pokoknya selama kerja. Waktu itu masuk kerja di sekolah ini karena menggantikan guru yang cuti melahirkan sekitar akhir bulan maret 2018, jadi pegang kelas cuma sekitar 3 bulan saja. 

Tiba saatnya Bulan Juni 2018 pembagian tugas di tahun ajaran baru selanjutnya kan. Hal yang sangat mencengangkan terjadi, nomor 7 bikin merinding (biar kaya judul artikel gitu 😂). Ketika pembagian tugas itu, aku diamanahi memegang kelas tinggi, yaitu kelas 6. Tercengang dong! Anak bawang ini  dua tahun pengangguran dan baru ngajar 3 bulan langsung diberi amanah kelas tinggi. Panas dingin dong 😫 sudah mencoba sehalus mungkin menolak, tapi diberi kekuatan yang lebih kuat sama guru-guru dan kepala sekolah, juga diberi alasan yang sangat pas di hati kenapa harus aku yang memegang kelas 6. Dengan mengucap bismillah, akhirnya kubangkitkan percaya diri dan kuterima tugas ini (asiikkk 😂)

Sejujurnya, libur akhir tahun pelajaran lalu malah menjadi tidak tenang. Kepikiran pelajaran kelas 6 yang sudah mulai sulit, belum lagi nantinya ada serangkaian ujian yang menentukan masa depan mereka kelak. Akhirnya, kuputuskan aku harus belajar kembali! Aku harus bisa menguasai materi kelas 6, jangan sampai pembelajaran terhambat hanya karena gurunya tidak bisa menjelaskan 😷

Gramedia adalah tujuan utamaku setibanya ku di  Jakarta. Pelajaran matematikan akan menjadi fokus belajarku, karena untuk pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, jika rajin membaca materinya insya Allah bisa paham. Tapi kalau matematika, harus mahir dulu, harus hapal rumus dulu, terlebih materi kelas 6 ini adalah pengulangan dari materi kelas 4 dan 5, jadi harus paham dasar-dasarnya.
Akhirnya pilihanku jatuh pada buku terbitan Wahyu Media. Sebenarnya bukan yang warna merah ini sih, kalau ini masih pakai kurikulum KTSP, aku beli yang cover warna kuning kurikulum 2013, bukunya ada di sekolah. Tapi waktu itu ada cacat produksi, hampir 10 halaman hilang dan langsung hubungi penerbit via e-mail yang ada di sampul belakang buku. Alhamdulillah diberi solusi yang sangat bijak. Diganti buku baru dan ditambah buku yang merah ini. Semoga semakin berkah dan lancar usahanya ya Wahyu Media 😇
Buku ini bermanfaat banget buatku. Sepanjang liburan, kupakai untuk banyak belajar, banyak latihan soal juga, ditambah latihan cara nerangin nanti di depan anak-anak. Gitu aja aku mah pake latihan loh 😷 Alhamdulillah ketika buku pegangan matematika keluar, persis sama seperti yang sudah kupelajari dari buku ini. Jadi, Alhamdulillah lancar ngajar matematikanya sampai USBN  😎

Menurutku, menjadi guru kelas 6 ini susah-susah gampang, lebih banyak susahnya dari pada gampangnya wkwk. Siswa kelas 6 ini kan umurnya sudah 11-12 tahun ya, sudah pada abg. Sering ada masalah sama adik kelasnya, kadang niat kakak kelas 6 ini bercanda, tapi adik kelasnya nangis, kan tetap yang disalahkan kakaknya, heuu.. Terus juga sudah semaunya sendiri gitu kadang-kadang. Misalnya, cara berpakaian, bahasa yang digunakan ke sesama teman, mengatur emosi. Ini tuh jadi tantangan buat gurunya, supaya gurunya tetap dihormati dan dihargai.
kaya gini nih tingkahnya 😂

Aku memberikan kesan pertama di kelas 6 sebagai guru yang tegas, disiplin, gak terlalu banyak senyum, pokoknya kaya guru galak gitu 😂 niatnya ya supaya anak-anak bisa nurut sama gurunya. Soalnya, kelas yang kupegang ini sudah terkenal dengan kelas teraktif 💪Sedikit banyak kesan pertama ini membantu lohh... Bukan buat nakut-nakutin siswa sih, cuma memberikan kesan pertama yang bisa diingat minimal selama setahun ke depan.

Karena kutahu aku ini tidak pintar, maka disetiap malam selalu kubuka buku yang akan kuajarkan besok. Aku sudah merancang apa yang akan kujelaskan besok, tugas apa yang akan kuberikan, PR apa yang akan  kutugaskan. Di dua bulan pertama, ini rutin kulakukan. Di bulan berikutnya, ada anak tetangga yang juga kelas 6 ikut belajar di rumah. Ini sangat membantuku dalam belajar juga. Tetanggaku ini tidak satu sekolah denganku, jadi di sini aku banyak belajar tentang metode mengajar, tugas-tugas yang diberikan guru-guru di sana. Alhamdulillah kegiatan yang bermanfaat.

Ketika memasuki semester kedua, setiap hari jadi lebih emosian 😂kita kan mau ngebut materi ya, tapi anak-anak masih kebawa santai gitu. Pelajaran juga lebih rumit, disitu agak menghambat untuk ngebut materi. Alhamdulillah ada program bimbel di jam pelajaran ke 0 yaitu pukul 06.00. Bimbel ini berperan banyak sekali untuk mempelajari materi USBN. Iya, memang harus berkorban datang jauh lebih awal, tapi Alhamdulillah dampaknya besar sekali.

Dengan usia mereka yang sudah cukup besar, lebih memudahkan dalam memberikan tugas. Ketika jam pelajaran mereka bisa memosisikan diri sebagai murid, tapi kalau sudah jam istirahat kadang banyak kami habiskan untuk sesi curhat 😂 Kalau sudah sesi curhat, biasanya gantian menumpahkan perasaannya, di sini aku mulai bicara pelan-pelan dari hati kehati tentang pentingnya sholat, menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, taat dengan orang tua. Kadang juga waktu istirahat tempatnya minta maaf anak-anak terutama laki-laki. Kalau pas jam pelajaran aku sudah terlihat emosi, jam istirahat mereka suka mendatangi tempat dudukku lalu minta maaf. Gak jarang mereka nangis setelah dinasihati, tapi besoknya ya kembali diulangi lagi kesalahannya wkwk gituuu aja sampe lulus 😂

Mereka adalah komentator sejati, gak perlu diminta pasti berkomentar sendiri. Misalnya aku pakai lipstik dengan warna baru, pakai jilbab yang warna cerah, tas yang baru mereka lihat, semua kena komentar 😳 komentarnya baik-baik terus sihh ihiww.. Sepertinya di semua sekolah menemukan masalah yang sama seperti saya, yaitu ketika sudah selesai serangkaian ujian kelas 6, anak-anak ini mulai pada males masuk sekolah, sampe gemes nyuruh mereka masuk minimal buat absen 😩

foto-foto menjelang serangkaian ujian kelas 6
Kadang suka rindu sama mereka, kadang juga pengen banget mereka cepet-cepet lulus aja 😂 ya karena mereka kadang nyenengin, kadang nyebelin, hufettt!
pelepasan siswa kelas 6
siswa berprestasi nilai tertinggi USBN 💋
peringkat kelas A dan B

Alhamdulillah bersyukur kini mereka sudah lulus dan akan memasuki jenjang yang lebih tinggi, yaitu Pendidikan SMP ada juga yang masuk pesantren. Semoga menjadi anak-anak yang sholeh sholeha ya genk!

Aku melewati satu tahun ini benar-benar kurang persiapan dan kurang pengetahuan. Learning by doing sekaligus Learning by teaching. Jangan malu bertanya kepada senior tentang segala kegelisahan hati, eaaa.. Tetap lakukan yang terbaik di atas semua keterbatasan. Jangan mudah menyerah, ada banyak anak yang bergantung kepada kita 💓

Tahun pelajaran 2019/2020 ini, aku diamanahi memegang kelas 6 lagi. Alhamdulillah tambah pengalaman lagi untuk satu tahun ke depan 💪😏

Posting Komentar

0 Komentar